BERQURBAN, BERBAGI NIKMAT


Marilah sejenak kita memotret perjalanan Nabi Ibrahim 'alaihis salam. Sosok yang melakukan pengorbanan dengan rasa tulus dan taat demi perintah Tuhan-Nya. Saat belum tertumpah seluruh rasa rindu terhadap putra yang dicintai, Nabi Ibrahim diperintahkan Allah untuk mengorbankan putranya itu.
.
.
Sedikit kita menoleh ke belakang, Nabi Ibrahim As diperintahkan oleh Allah SWT untuk menyembelih putranya, Ismail As, tiba-tiba datanglah iblis yang meminta Ibrahim agar mengurungkan niatnya. Ibrahim mengetahui bahwa upaya yang dilakukan iblis itu bertujuan agar dirinya tergoda dan tidak menaati perintah Allah SWT.
.
.
Lantas Ibrahim mengambil tujuh buah batu dan melemparkannya kepada iblis. Inilah yang dinamakan Jumrah Ula (pertama). Tidak berhasil menggoda Ibrahim, iblis dalam wujud aslinya lantas membujuk Siti Hajar agar segera melarang Ibrahim yang bermaksud menyembelih putranya tersayang, Nabi Ismail.
.
.
Namun Siti Hajar juga menolak dan melemparinya dengan batu ke arah iblis. Lokasi ini sekarang merupakan tempat melontar Jumrah Wustha (pertengahan). Iblis beralih menggoda Nabi Ismail As yang dianggap masih rapuh keimanannya.
.
.
Namun sebaliknya, justru dari awal Ismail memiliki pendirian yang teguh dan meyakini bahwa perintah (penyembelihan dirinya) itu langsung dari Allah SWT. Maka, Ismail pun mengambil batu dan melemparkannya pada iblis. Inilah yang dimaksud dengan Jumrah Aqabah.
.
.
Pengorbanan sekaligus Kisah nabi ibrahim as telah memberikan pelajaran berharga untuk kita semua. Adapun beberapa pelajaran berharga yang dapat kita petik.
.
.
Pertama, Jika Hari Raya Idul Fitri merupakan suatu manifestasi dari rasa gembira setelah sebulan penuh menjalani latihan pengendalian diri dan perang melawan hawa nafsu. Sedangkan Hari Raya Idul Adha adalah wujud dari keimanan dan ketakwaan serta kepatuhan terhadap Sang Khaliq, Allah SWT.
.
.
Kedua, Memperlihatkan ketaatan seorang hamba yang sempurna kepada Allah Yang Maha Agung. Makna hakiki dari ibadah kurban yang diwajibkan kepada seorang muslim yang memiliki kemampuan adalah ‘kerelaan berkurban’ sebagaimana dicontohkan oleh Nabi Ibrahim As, Nabi Ismail As dan Siti Hajar.
.
.
Ketiga,  Menunaikan kewajiban bersyukur kepada Allah SWT, berupa nikmat tebusan. Di mana Allah SWT sudah menjadikan orang yang menyembelih binatang ternak termasuk orang yang bersedekah dari nikmat-Nya, bukan termasuk orang-orang fakir yang berhak menerima sodaqah. Dan tidak diragukan lagi ini merupakan nikmat yang besar. Seperti yang ditegaskan Allah SWT dalam firman-Nya yang artinya:

“Sesungguhnya Kami telah memberimu nikmat yang begitu banyak. Maka laksanakanlah salat karena Tuhanmu dan sembelihlah kurban. Sesungguhnya orang yang membencimulah yang terputus.” (QS Al-Kautsar : 1-3).
.
.
Keempat,  Ibadah kurban juga akan menimbulkan kesadaran dalam pengorbanan materi, kesadaran akan pentingnya kesetiakawanan sosial sebagai upaya menumbuhkan integritas sosial masyarakat.
.
.
Kelima,  Makna yang tersirat dalam berkurban itu ialah berkurban (berinfak fi sabilillah) yaitu berinfak di jalan Allah SWT, seperti menolong fakir miskin, anak yatim, membantu orang yang sedang ditimpa musibah dan lain sebagainya. (art jateng)

Previous
Next Post »